Friday, January 04, 2008

SULAP, KEAJAIBAN, atau PIKUN?


Pernah nonton acara ‘adu’ bakat di televisi?
Kalo sempat mengamati pasti ketahuan bahwa disetiap episode yang ditayangkan selalu ada pertunjukan sulap. Dan tak jarang pertunjukan tersebut yang menang, artinya para juri menjadikannya favorit karena memang kemenangan hanya didasarkan pada subjektivitas para juri: mereka suka atau tidak suka.

Terus terang hal itu sempat mampir sebentar dibenak saya, mengapa ‘orang Indonesia’ suka pada keajaiban? Ataukah memang semua orang suka pada keajiban?

Ngomong-ngomong tentang keajaiban, saya pernah mengalaminya. Tapi yang ini bukan keajaiban tukang sulap atau ilusionis. Ceritanya, ketika menikah mei kemarin seorang bibi saya menghadiahkan sebuah cincin. Tapi karena tidak pas di jari saya menyimpannya saja.

Pada bulan ke tiga aku pindah rumah, ketika berbenah saya menemukan sebuah cincin. Keburukan saya yang paling mengesalkan adalah “sedikit underpressure” maka semakin lupalah saya. Saya jadi bertanya pada diri sendiri ‘ini cincin apa ya?’

Yang teringat adalah: dulu ketika saya masih kecil ada jajanan bipang yang menghadiahkan cincin imitasi di dalamnya. Jadi cincin kuning itu pastilah hanya imitasi seperti waktu itu. Jadilah cincin itu menempati tempat sampah!

Ketika pulang kampung, bibiku bertanya, “cincin yang bibi belikan dulu masih kegedean, ya?”

Langsung benakku bergolak, ‘cincin? Jangan-jangan cincin yang aku buang kemarin!’. Sampai di rumah benarlah cincin itu tak ada di kotaknya. Saya tak berani cerita pada ibu, pikir saya pasti ibu berkomentar, ‘dasar pelupa, kok bisa?’
Bagaimana tidak? Saya adalah orang yang selalu berpikir, ‘jangan buang ah bungkus ini siapa tahu suatu ketika nanti aku membutuhkannya.’ Jadi alangkah konyolnya kalo saya tak membuang kotak kertas permen tapi membuang cincin emas.

Satu-satunya jalan untuk menemukannya adalah berdo’a dan meminta keajaiban Allah. Dan alangkah Maha Besar-nya Allah, sebulan kemudian ketika pulang dan memeriksa kotak cincin saya telah berisi cincin itu kembali. Cincin yang sebelumnya tak saya temukan di sana karena saya telah membuangnya.

Keajaiban Allah selalu ada!
(ayya, 23 oktober 2007)

No comments: